Komunikasi Islam


KOMUNIKASI ISLAM
Karya: Dr. Harjani Hefni, Lc., M.A.
Oleh: Shindy Rosi
  1. PENGERTIAN, RUANG LINGKUP, DAN MANFAAT MEMPELAJARI KOMUNIKASI ISLAM
    Banyak orang berbicara tentang komunikasi dan mengaitkan kejadian baik dan buruk dengannya. Lalu timbullah pertanyaan mengenai faktor melejitnya karier orang tertentu dalam waktu relative cepat, hampir bisa dipastikan bahwa diantara jawabannya adalah karena orang tersebut memiliki kecakapan dalam berkomunikasi. Apa sebenernya komunikasi sehingga seolah-olah semua permasalahan ujung-ujungnya dialamatkan kepadanya? Lalu kenapa harus diembel-embeli dengan Islam di belakangnya? Apakah ada perbedaan yang signifikan antara komunikasi yang ada dengan komunikasi Islam?
    Istilah komunikasi berasal dari bahasa Inggris yaitu Communication. Diantara arti komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi di antara individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku.[1] Komunikasi juga diartikan sebagai cara untuk mengomunikasikan ide dengan pihak lain, baik dengan berbincang-bincang, berpidato, menulis, maupun melakukan korespondensi.[2]
    Di dalam bahasa Arab, komunikasi sering menggunakan istilah tawāshul dan ittishāl. Sebagai contoh dari penggunaan, Dr. Halah Abdul ‘Al al-Jamal ketika menulis tentang seni komunikasi dalam Islam di bukunya yang berjudul Fann al-tawāshul fi al-islam (Seni Komunikasi Dalam Islam). Kata ittishal diantaranya digunakan oleh Awadh al-Qarni dalam bukunya Hatta la Takuna Kallan (Supaya Anda Tidak Menjadi Beban Orang Lain). Ketika mendefinisikan tentang komunikasi, Awadh mengatakan bahwa komunikasi (ittishal) adalah melakukan cara yang terbaik dan menggunakan sarana yang terbaik untuk memindahkan informasi, makna, rasa, dan pendapat kepada pihak lain dan memengaruhi pendapat mereka serta meyakinkan dengan apa yang diinginkan apakah dengan menggunakan bahasa atau dengan yang lainnya.
    Di dalam buku Sasa Djuarsa yang berjudul Pengantar Ilmu Komunikasi dijabarkan tujuh definisi yang dapat mewakili sudut pandang dan konteks pengertian komunikasi, salah satunya yaitu komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat apa atau hasil apa? (Who? Says what? In which channel? To whom? With what effect?)
    Berdasarkan paparan di atas penulis berpendapat bahwa komunikasi adalah proses berbagi dan membagi pengalaman dengan tujuan saling memengaruhi.
    Kata islam dalam buku al-Ta’rifat karya al-Jurjani diartikan sebagai kerendahan dan ketundukan terhadap apa yang dikabarkan oleh Rasulullah SAW. Makna islam menurutnya mengacu kepada makna bahasa. Islam menurut bahasa secara umum artinya adalah tunduk, menyerahkan diri kepada Allah, damai, serta selamat. Damai dan selamat adalah tujuan, sedangkan sarananya adalah tunduk dan menyerahkan diri dengan seluruh aturan Allah yang diturunkan kepada  Nabi Muhammad SAW dan yang paling pokok diantaranya adalah rukun Islam.
    Sedangkan makna komunikasi islam yaitu komunikasi yang tunduk atas aturan Allah SWT.
    Di dalam pembahasan kajian komunikasi Islam terdapat tiga paket yang tidak bisa dipisahkan yaitu komunikasi manusia dengan Allah, komunikasi manusia dengan dirinya sendiri, dan komunikasi manusia dengan yang lainnya. tiga bentuk komunikasi ini merupakan warisan dari ajaran agama secara universal.
    Sebagai salah satu sisi dalam kehidupan manusia, aktivitas komunikasi itu dikatakan akademisi sebagai aktivitas vital dalam kehidupannya. Sehingga manfaat mempelajari ilmu komunikasi islam ialah menghadirkan kedamaian dan keselamatan, menjalin siahturahmi, meningkatkan kualitas hubungan positif, dan masih banyak lagi.
     
  2. SUMBER ILMU KOMUNIKASI ISLAM
    Sebagai sebuah ilmu, komunikasi islam memiliki sumber iutama yang sangat potensial untuk digali, yaitu dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Meskipun tidak terkumpul dalam satu tempat, tetapi bahan baku ilmu komunikasi islam yang terdapat di banyak tempat dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah sangat memungkinkan untuk memformat ilmu komunikasi secara sistematis, sehingga menjadi ilmu yang mudah dimanfaatkan oleh akademis dan masyarakat secara umum.
    Sumber-sumber komunikasi islam diantaranya Al-Qur’an, Al-Hadits atau As-Sunnah, Kitab-kitab para ulama, dan ilmu komunikasi itu sendiri. Al-Qur’an di dalam buku Manahil al-‘Irfan karya Abdul Adzim al-Zarqani merupakan mukjizat abadi kepada Rasulullah yang tidak mungkin bisa ditandingi oleh manusia, tertulis dalam mushaf, diturunkan ke generasi berikutnya secara mutawatir, ketika dibaca bernilai ibadah dan berpahala besar. Al-Qur’an memiliki empat fungsi yaitu sebagai Al-Huda (petunjuk) , Al-Furqan (pembeda), As-Syifa (obat), dan rahmat. Berikut ini beberapa ayat yang terpenting yang terkait dengan komunikasi yang perlu dirujuk maknanya secara mendalam dalam kitab-kitab tafsir, yaitu ayat tentang Hiwar dan Jidal (QS. Al-Mujaadilah:1), ayat tentang Bayan (QS. Ar-Rahman:1-4), ayat tentang Tadzkir (QS. Al-A’la:9), ayat tentang Tabligh (QS. Al-Ma’dah: 67), ayat tentang Busyra (QS. Yunus: 62-64), ayat tentang Indzar (QS. Ar-Ra’d: 7), ayat tentang Ta’aruf (QS. Al-Hujurat: 13), dan ayat tentang Tawashi (QS. Al-Baqarah: 133).
    Sehingga secara umum ilmu komunikasi adalah pengetahuan tentang peristiwa komunikasi yang diperoleh melalui suatu penelitian tentang sistem, proses, dan pengaruhnya yang dapat dilakukan secara rasional dan sistematis, serta kebenarannya dapat diuji dan digeneralisasikan.
     
  3. KONSEP DASAR KOMUNIKASI ISLAM
    Ilmu komunikasi pada hakikatnya adalah ilmu tentang mengirim dan menerima pesan, baik dengan lisan, tulisan maupun dengan anggota tubuh. Manusia patut bersyukur kepada Allah Yang Mencipta karena seluruh komponen pengirim dan penerima pesan disediakan secara gratis dan siap difungsikan sesaat setelah dilahirkan bahkan sebelum dilahirkan.
    Berikut ini beberapa pandangan umum tentang komunikasi islam yaitu komunikasi ada sejak manusia ada, komunikasi terkait dengan pandangan islam terhadap manusia, komunikasi adalah kebutuhan dasar hidup manusia, komunikasi adalah wujud dari kasih sayang Allah terhadap manusia, komunikasi bertujuan untuk saling mengenal antarmanusia buat mewujudkan semangat takwa, komunikasi bertujuan untuk menebar semangat slim yaitu kedamaian dan kenyamanan, komunikasi adalah paket yang mana terdiri tas tiga komponen yaitu hati, lisan dan anggota tubuh, dan komunikasi memiliki efek dunia dan akhirat.
    Delapan komponen tersebut merupakan poin-poin terpenting yang membingkai ilmu komunikasi dalam islam. Memandang ilmu komunikasi dengan cara pandang di atas membuatnya lebih mudah untuk memahami karakter ilmu komunikasi menurut islam di dalam pembahasan lainnya.
     
  4. ISTILAH KOMUNIKASI DALAM AL-QUR’AN DAN AL-HADITS
    Di dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits ditemukan cukup banyak istilah-istilah yang terkait dengan ilmu komunikasi. Di antara istilah tersebut adalah lafadz, qaul, kalam, nuthq, naba’, khabar, hiwar, jidal, bayan, tadzki, tabsyir, indzar, tahridh, wa’adz, dakwah, ta’aruf, tawashi, tabligh, dan irsyad.
    Pesan adalah seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator. Pesan terbagi menjadi dua yaitu pesan verbal dan pesan nonverbal. Symbol bahasa verbal adalah kata, baik yang terucap maupun yang tertulis. Di dalam Al-Qur’an terdapat tiga istilah terkait pesan verbal yakni Lafadz, Qaul, dan Kalimat. Lafadz dipahami sebagai pesan paling sederhana yang keluar dari lisan seseorang yang dapat dipahami maknanya. Lalu qaul menurut Ibnu Mandzur merupakan kata ataupun kalimat, karena kata yang maknanya sempurna dalam bahasa Indonesia disebut dengan kalimat. Berikut ini adalah qaul dalam Al-Qur’an:
  1. Qaulan Ma’rufan, yaitu kata-kata yang pantas dan diterima oleh seluruh pihak. Seperti kata-kata yang baik, ramah, tidak kasar, tidak menyinggung, dan tidak kotor.
  2. Qaulan Kariman, yaitu kata-kata yang muli. Seperti kata-kata yang menyenangkan, memberi harapan, dan lain sebagainya.
  3. Qaulan Maysuran, yaitu kata-kata yang memudahkan orang.
  4. Qaulan Balighan, yaitu kata-kata yang membekas ke dalam jiwa.
  5. Qaulan Layyinan, yaitu kata-kata yang lemah lembut.
  6. Qaulan Sadidan, yaitu kata-kata yang benar. Perkataan yang tepat dengan kondisi yang ada.
  7. Qaulan Tsaqilan, yaitu kata-kata yang berat, dimana berbobot dan penuh makna.
  8. Qaulan ‘Adziman, yaitu kata-kata yang besar, dimana perkataan yang penuh pendustaan.
  9. Ahsanu Qaulan, yaitu kata-kata yang paling baik.
Sedangkan kalimat dalam Al-qur’an tidak berdiri sendiri, tetapi digandeng dengan kata yang lain. Terdapat tujuh tempat yang menyebutkan kata “kalimat” yang telah disandingkan dengan kata lainnya, yaitu kalimatullah, kalimat al-taqwa, kalimat sawa’, dan kalimat al-thayyibah yang mengandung kalimat yang baik, lalu kalimat alladzina kafaru, kalimat al-Kufr, dan kalimat al-Khabitsah yang mengandung kalimat yang tidak baik atau dalam qaulan ‘adziman.
Pesan yang dikirim oleh seseorang memiliki pengaruh yang berbeda antara satu dengan yang lain, baik pengaruh positif maupun negative. Ada pesan yang memiliki kekuatan serta berdampak luas, da nada pesan yang biasa saja, tidak terlalu berdampak besar, dan kadang-kadang dianggap oleh pendengar atau pembacanya seperti angin lalu saja.
Di antara jenis pesan dalam Al-Qur’an yang memiliki pengaruh luas adalah pesan yang disebut dengan istilah naba’, apakah berita itu benar atau salah. Adapun pesan yang mengandung pengaruh yang biasa saja, mengandung kemungkinan benar atau dusta, salah satu benar, yang kedua-duanya memungkinkan disebut dengan khabar.
Di dalam pembahasan kekuatan pesan disebutkannya Naba’ dan Khabar. Naba’ di dalam QS. Al-An’am: 67 diartikan sebagai berita yang dibawa oleh para rasul tentang hari kiamat. Artinya, apa pun yang diberitakan tentang hari kiamat adalah pasti dan tidak simpang siur. Sedangkan khabar dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan kabar atau berita. Naba’ dan khabar memiliki arti yang sama namun memiliki makna yang berbeda menurut sebagian yang lain. Naba’ juga bukan sekedar berita, tetapi berita penting yang akan mendapatkan perhatian luas dari masyarakat. Sedangkan khabar adalah berita yang dipindahkan dari orang lain dan bisa juga bersumber dari diri sendiri dan mengandung dua kemunginan, benar atau salah. Walaupun naba’ juga bisa mengandung dua kemungkinan, benar dan salah, tetapi isi pesannya secara umum mengandung perhatian yang luas dan berdampak luas, sedangkan khabar tidak selalu seperti itu. Sedangkan hadits menurut kamus bahasa Arab berarti berita atau baru. Perbedaan lain dengan khabar yaitu khabar biasanya bersumber dari orang lain, maka hadits adalah berita baru yang biasanya bersumber dari orang yang membawa berita.
Di dalam buku ini terdapat beberapa metode dalam menyampaikan sebuah pesan, yaitu hiwar yang berarti pembicaraan yang berlangsung diantara dua orang atau lebih, jidal yang berarti mengalahkan lawan bukan karena hawa nafsu tetapi untuk memenangkan pandangan yang benar, bayan, tadzkir, tabligh, tabsyir, indzar, ta’aruf, tawashi, nasihat, irsyad, wa’dz atau mau’idzah, dan idkhal al-surur




E. FUNGSI KOMUNIKASI ISLAM
Komunikasi islam memiliki banyak fungsi yaitu informasi, meyakinkan, mengingatkan, memotivasi, sosialisasi, bimbingan, kepuasan spiritual, dan hiburan. Fungsi informasi diambil dari istilah naba’ dan khabar. Fungsi meyakinkan diambil dari metode hiwar dan jidal. Fungsi mengingatkan diambil dari metode tadzkir dan indzar. Fungsi memotivasi diperoleh dari metode tabligh dan tabsyir, fungsi sosial didapat dari metode ta’aruf, fungsi bimbingan dari metode irsyad dan wasiat, fungsi kepuasan spiritual dari mau’idzah dan nasihat, dan terakhir fungsi hiburan diambil dari istilah idkhal al-surur.
Berikut ini merupakan tabel yang dibuat oleh sang penulis:
Istilah Komunikasi
Fungsi
Naba’ dan Khabar
Menginformasikan
Hiwar dan Jidal
Meyakinkan
Tadzkir dan Indzar
Mengingatkan
Tabligh dan Tabsyir
Memotivasi
Ta’aruf
Sosial
Irsyad dan Wasiat
Bimbingan
Mau’idzah dan Nasihat
Kepuasan Spiritual
Idkhal al-Surur
Menghibur
 
F. BENTUK KOMUNIKASI ISLAM
Objek kajian ilmu komunikasi islam terdiri dari tiga bentuk komunikasi yang tidak bisa dipisahkan antara satu dengan lainnya. Tiga bentuk komunikasi itu adalah komunikasi manusia dengan Allah SWT, komunikasi manusia dengan dirinya sendiri, dan komunikasi manusia dengan yang lainnya.
Tiga bentuk komunikasi ini merupakan warisan dari ajaran agama secara universal, diantaranya komunikasi ilahiah yaitu komunikasi antara manusia dengan Tuhannya. Bentuk komunikasi ini bersifat alami dan wujud dari adanya roh kehidupan yang ditiupkan Allah kepada makhluk-Nya. Selanjutnya di dalam komunikasi ini terdapat beberapa pola yaitu pola komunikasi dengan manusia pilihan yang mana komunikasi tersebut secara langsung dan dengan wahyu, lalu pola komunikasi dengan manusia biasa dengan melalui media berupa shalat, zikir, istighfar dan tobat, dan tilawah Al-Qur’an.
Komunikasi intrapersonal merupakan segala proses melihat dan mendengar objek, lalu memaknai apa yang diindra dan merekam apa yang dipersepsikan berlangsung sangat cepat dalam diri seseorang. Semua proses itu terjadi dalam diri seseorang.
Komunikasi antarmanusia memiliki tiga bentuk yaitu komunikasi antarpesona atau antarpribadi, komunikasi kelompok, dan komunikasi massa.




G. PRINSIP DASAR ILMU KOMUNIKASI ISLAM
Komunikasi islam tunduk dengan sumber utama ajaran islam, yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dari dua sumber inilah prinsip-prinsip dasar ilmu komunikasi diambil, yaitu prinsip ikhlas, pahala dan dosa, kejujuran, kebersihan, berkata positif, paket yaitu hati, lisan, dan perbuatan, prinsip dua telinga satu mulut, pengawasan, selektivitas dan validitas, saling memengaruhi, keseimbangan berita yaitu keadilan, dan prinsip privasi.




H. SUMBER
Hefni, Harjani. (2015). Komunikasi Islam. Jakarta: Prenadamedia Group.




I. GAMBAR BUKU



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hallow Kota China!