Hanya ALLAH Yang Tahu

Assalamu'alaikum.

Apakabar? Udah lumayan cukup lama ya gue ga nge-blog.

Ok. Kita langsung aja.

Pagi ini gue bangun dengan terkejut karna nyokap gue ngegedor-gedor pintu rumah dengan sangat keras sampe gue refleks keluar kamar dan ngebuain pintu. Ntah itu bisa dinamakan refleks atau emang kebiasaan. Ntah lah abaikan. Gue balik lagi ke kamar dan seperti mendengar ''Mari kembali lagi kepadaku'' dari tempat tidur gue. Dikarenakan gue masih dalam keadaan setengah sadar, gue langsung terjun ke tempat tidur gue yang empuknya kebangetan. Gue raba-raba seluruh sisi tempat tidur gue dengan cepat tapi halus, daaaaan.... Yap!  Dapet juga ini handphone.

Gue check dan ternyata ada 3 panggilan tak terjawab dari temen gue Irma dan ntah berapa jumlah smsnya, gue lupa. Pada urutan pertama diduduki oleh Kak Wieka yang ngasi pemberitahuan yang gue kira itu pasti info tentang rapat lagi atau apapun itu macamnya. Gue baca dengan detailnya yang ternyata gue salah. Itu bukan info tentang rapat, tapi info tentang wafatnya seseorang. Gue ucapkan ''innalillahi wa inna ilaihi raji'un'' dan gue penasaran siapa yang meninggal. Disitu tertulis ''bapaknya Akbar Aidil Putra'' gue bingung itu siapa? gue ga kenal, tapi berasa ga asing dengan nama itu. Gue cerna baik-baik. Dan lo tau itu siapa?! Itu abangnya Mattahari, temen deket sekelas gue. Itu berarti ayahanda temen deket gue wafat! Gue shock! Berasa kyk di artis-artis itu, ini pasti hoax jalan pikir gue. Lalu gue tinggalkan dulu sms itu dan gue kembali ke listnya dan liat ada sms dari Mattahari yang isinyaa ''Shindy, ayah matta meninggal'' Astaghfirullah! Gue kaku. Gue beku. Gue gabisa berkata-kata. Tapi otak gue masih berfungsi dengan baik, dan langsung merintahkan tangan gue untuk langsung ngebalas sms itu. Tapi, baru setengah jalan gue ngetik pesan balasan itu, gue langsung exit dan langsung menelfon Mattahari. Gue tanya kabarnya, gue tanya bagaimana kejadiannya, gue KEPO! Tanpa sadar gue diam sejenak. Ya. Cukup lama. Gue nangis! Gue ga tahan lagi. Gue tumpahkan emosi gue saat itu. Sampai gue dengar Mattahari manggil-manggil gue dari sana. Gue ucapkan turut berduka cita dan gue tutup telfonnya.

Lo semua pasti bingung kenapa gue bisa nangis seperti itu? Ya, gue temen deketnya mattahari. Gue bisa dibilang cukup sering main kerumahnya. Gue cukup dekat dengan orangtuanya Mattahari. Itu alasannya bagaimana bisa gue nangis seperti itu.

Memang benar, maut tidak ada yang tahu selain ALLAH SWT. Kita bisa saja meninggal dengan konyol tapi tetap berdasarkan logis. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini jika ALLAH menghendaki.

Sekarang gue hanya bisa minta tolong kepada kalian semua untuk ikut mendoakan alm beserta keluarga alm agar alm dapat ditempat di sisi-Nya yang paling tinggi dan keluarga diberikan ketabahan dan keikhlasan yang luar biasa dan dapat kuat menghapai cobaan ini.



Dan, Selamat ulangtahun Tante :'')


Untuk Mattahari dan Bang Akbar Aidil Fatra yang sabar yaaah {}


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Komunikasi Islam

Hallow Kota China!